de-desired person

desire – keinginan, sampai saat ini saya berpikir bahwa hal inilah yang paling krusial dalam menggerakan kesadaran, sehingga seluruh tubuh dan jiwa hidup, bergerak dan beraktivitas..

Aktivitas melahirkan premis fisis, yang kemudian memberikan reaksi dari premis2 fisis yang berasal dari kesadaran yang lain. Dari sini logika alam dan kesadaran berjalan..

ada yang memberikan konklusi negasi maupun afirmasi, tentu jika premis-premis tersebut saling berhubungan secara biimplikatif..

sebelum makin kemana-mana omongan ini, saya mau memberikan fokus masalahnya, yaitu : bagaimana keinginan-desire muncul??mungkin ada hubungannya dengan hawa nafsu, atau bisikan setan(sah-sah aja saya masukin hal2 yang suprarasional ya, soalnya “keinginan” ini emang belum ada yang membuktikan bahwa hal ini termasuk hal yang scientific)

hal2 tadi kalo dikategorikan dalam konteks asalnya, maka akan jadi faktor eksternal, yang mungkin memiliki kesadarannya masing-masing..

lantas bagaimana kesadaran diri memiliki keinginan-desire? mungkin kesadaran diri ini memang memproduksi desire, atau mungkin juga saya salah..

mungkin desire-keinginan adalah wujud kesadaran itu sendiri..

tapi saya juga ga akan ngebahas itu disini, wong ini cuman page perkenalan kok..

yang benar-benar ingin saya sampaikan adalah : keinginan terbesar saya, setidaknya sampai page ini dibuat, adalah mempertanyakan apa yang saya inginkan..

karena kalimat terakhir yang saya sebutkan itu tidak logis, maka konklusinya adalah banyak premis yang loncat..

artinya saya masih bodoh..


14 Responses to “de-desired person”

  1. Beuh, mantap mister.. 😉

  2. mantap apanya? yang jelas lieur, ntah bahasanya, atau pemikirannya yang berbelit-belit…he2

  3. emm, pernah ikut training revolusi kesadaran boz?
    btw, metode berpikirnya kaya terkooptasi sama filsafat Yunani ato cuman asumsi saya aja kali ya.

    ok, supaya keinginannya tetap ada, TETAPLAH BODOH DAN TETAPLAH LAPAR! 😀

    Salam Damai Boz

  4. bersaing dengan orang lain melelahkan, bersaing dengan diri sendiri menggairahkan

    ma’annajahi ya akhii… barakallahu fii ‘ilmika wa yaj’alaka yanhadul fii muslimin, wa yaj’alaka mujtahidin wa yaj’alaka mujahidin fii sabilillah…

  5. @ kk mohtar..

    kalo mengkaji mengenai kesadaran emang yang wa temukan bakal selalu berbelit2.. kalo kesadaran itu berkaitan dengan roh, maka memang ini bakal selalu terhambat dengan benteng yang tidak bisa ditembus manusia dan telah ditetapkan dengan kehendak Allah..

    wallahu’alam

    @ kk filein..

    hmm training revolusi kesadaran yah?? baru tau tuh.. pengen ikut dong..

    @ kk firdaus..

    thx kk.. kata2 yang unik..

  6. keinginan yang menggerakan kesadaran.. untuk melakukan sesuatu

    benar tidak, yang menggerakan pemikiran itu adalah perasaan?? dari pemikiran tadi akan terpancing untuk bertindak… karena perasaan relasinya ma desire..

    sy masih bingung relasi antara pemikiran dengan perasaan, kadang apa yang kita pikirkan berbeda dengan apa yang di rasakan..

  7. harus didefinisikan dahulu menurut wa, “desire” itu apa…apakah desire abdurrachim, mahasiswi EL03 yang dapet ganesha prize? ataukah desire yang mana?

    Yang wa pahami, Desire itu timbul karena adanya potensi dalam diri manusia yakni naluri dan kebutuhan jasmani. Dari potansi kebutuhan jasmani kita memerlukan hal2 yang bersifat fisik yang sangat mendesak dan fatal seperti makan dan pup…dari naluri kita memerlukan pemenuhan yang sifatnya bisa membuat “gelisah/tidak nyaman”….bila tidak dipenuhi. Macam2 naluri setahu saya ada 3: naluri untuk mempertahankan jenis manusia, naluri untuk merasa lemah dan bergantung serta naluri untuk dianggap oleh sesama manusia. ada lagi yang lain? mari kita berdiskusi….

    Bedanya naluri dengan kebutuhan jasmani adalah naluri kemunculannya karena pancingan2 dari luar. sedangkan kebutuhan jasmani dari dalam manusia itu sendiri…..Nah, bagi wa naluri inilah sebenarnya yang sering kita katakan perasaan itu.

    Desire, itu lahir karena kebutuhan kita untuk memenuhi potensi2 tersebut. tatkala kita lapar maka ada desire untuk makan. tatkala kita sedang tersudutkan oleh suatu permasalahan sampai batas stress maka kita akan merasa lemah dan timbul desire untuk bergantung pada yang lain dengan berharap. dll……..

    Artikulasi terhadap desire ini diproses oleh mesin potensi manusia yang lain bernama akal. Akal inilah yang kemudian membuat sebuah SOP untuk memenuhi desire ini yang dikonkritkan oleh aktivitas. Dan tatkala SOP yang dijalankan dari artikulasi pemenuhan desire ini merupakan artikulasi yang tepat sesuai kondisi default manusia diciptakan (untuk apa manusia diciptakan, buat apa, ngapain bla..bla..bla) dan pertanyaan2 filosofis lain mengenai pengenalan manusia. maka itulah kondisi alami atau kondisi sesuai manusia.

    Perubahan SOP pemenuhan desire dari hal yang tidak tepat menjadi SOP yang sesuai dengan default manusia itulah yang dinamakan dengan kesadaran/kebangkitan.

  8. @ kk firda..

    kalo menurut wa akal itu hanyalah tools.. dan yang berkuasa atas tools tersebut adalah kesadaran.. hal ini dikarenakan kita bisa memilih untuk berpikir serius tentang suatu hal atau tidak..

    tapi mungkin kalo descartes bilang “co gitus ergo tum” artinya “i think therefore i am”.. jadi mungkin kesadaran dan akal berada dalam posisi yang vis a vis.. akal selalu hidup untuk memproses informasi dari penginderaan, dan kesadaran selalu merespon artikulasi informasi oleh akal..

    dari sini berarti pilihan untuk berpikir seriuspun dibentuk dari artikulasi informasi akal yang direspon kesadaran..

    yah itu adalah hubungan antara akal dan kesadaran menurut wa.. kalo hubungannya dengan perasaan?? wew.. mungkin bisa dilihat commentnya kk hariyadi.. dari situ wa berpikir bahwa kesadaran selain merespon artikulasi informasi oleh akal juga merespon kebutuhan yang dihasilkan potensi manusia(yang salah satunya naluri atau perasaan)..

    terus kalo menurut wa hubungan antara kebutuhan yang dihasilkan potensi manusia tadi terhadap akal adalah sebagai suber informasi.. jadi potensi manusia merespon artikulasi dari akal, lalu menghasilkan kebutuhan yang kemudian harus direspon oleh kesadaran.. namun kesadaran dapat merespon akal secara langsung..

    wew.. wallahu’alam..

    @ kang Hariyadi..

    hmm..desirenya hanyalah rangsangan dari luar.. nah, jika desire itu tidak begitu kuat, sehingga terjadi konfuse akan kebutuhan yang harus dipenuhi.. harus gimana dongs??

    misal, ada orang yang pengen jadi pengusaha kaya.. mungkin itu karena dengan menjadi demikian dia bisa memuaskan naluri untuk eksisnya..

    nah kalo ada orang yang tidak tahu apa kebutuhannya(yang dihasilkan naluri tadi)??

  9. @schlathanashgdotewaha…phuah!
    desire != rangsangan dari luar….kalau pup apa perlu dirangsang dulu?

    desire itu lahir dari kebutuhan, mau dia bersifat lemah atau tidak itu akal yang menentukannya……

    saat kita lapar misalnya, ada desire untuk makan….tapi karena ada SOP dari akal bahwa saat itu kita lagi shaum tidak boleh makan maka kita menahan untuk tidak makan.

    Contoh lain, ada seorang pemuda yang sedang asyik masyuk mendownload anime…dia kelaparan karena belum makan pagi. Tetapi kemudian dia tidak makan sampai downloadnya selesai, kenapa? karena dalam SOP di akalnya, desire kegiatan mendownload itu lebih diprioritaskan daripada desire makannya itu……

    Kalau misalkan desirenya lemah dan bentrok dengan kebutuhannya….jelas hasilnya :
    1. Tatkala bentrok dengan kebutuhan jasmani yang bersifat fatal ancamannya nyawa (kalau gak pup2 misalnya)
    2. Tatkala bentrok dengan kebutuhan naluriahnya ancamannya mental (“gelisah”, tidak nyaman, bahkan bisa stress)

    Pemenuhan desire itu tergantung SOP akal masing2 orang. dan itu tergantung informasi yang dia miliki untuk menyusun SOP-nya tersebut. Banyak SOP itu tergantung informasi yang dimiliki tiap individu…

  10. @ kk todafan

    kuat lemahnya desire tergantung akal?? kalo kasusnya pemuda sedang ngedownload(ntahvava..) itu membuktikan kuat lemahnya desire tergantung desire lain.. kalo dari kasus shaum pun demikian juga khan..

    cuman SOP desire tadi masing2 memang diproses oleh akal.. tapi akal tidak menentukan prioritas.. bukan begitu?? ini karena menurut wa akal tetaplah hanya tools.. yang digunakan untuk membantu memenuhi desire..

    nah terkait hubungan akal dengan potensi manusia(termasuk desire).. wa tetap menentukan akal sebagai awal dari proses.. soalnya setiap kebutuhan terindera sebagai kebutuhan tentu saja dari proses di akal.. misalnya kita melihat ada kakek2 jatuh pingsan.. terus muncul desire untuk nolong.. nah pada saat mengetahui ada kakek2 jatuh pingsan tadi itu pasti lewat proses berpikir khan..

    kalo dilanjutin lagi, setelah ada desire untuk nolong, kesadaran diri merespon desire, dan memutuskan untuk mangambil pilihan dari desire.. setelah itu kesadaran diri akan memerintahkan akal untuk menyusun SOP untuk menolong.. bukanh begitu??

    oh ya balik lagi ke komen wa sebelumnya.. wa jadi ingin menelusuri lebih dalam lagi, begimana sih desire dan proses pengartikulasian oleh akal bisa menghasilkan visi hidup??

    kalo orang yang belum punya visi hidup, ada masalah apa pada nalurinya??

  11. tunggu tulisan saya tentang “asal manusia: baik atau buruk”
    ga nyambung2 amat tapi bersinggungan
    doakan supaya cepat beres

  12. ini mah sebenernya wa iseng doang nyusun premis mengenai keinginan yang ada dalam diri wa..

    tapi karena ditanggapi dengan sikap yang tidak romantis, jadilah muncul pemikiran spesifik dan layak buat bahan artikel.

    oleh karena itu, kalo temen2 ingin mendapatkan ilmu dimana-mana, perjuangkanlah anti romantisme!!

    wir haben uns toll amusiert..

  13. Hola Mr Sauqi, saya cukup tertarik dgn tema yg dirimu tulis ttg desire & kesadaran, btw kalo ga keberatan, saya mohon koreksi untuk tulisan sy yg berjudul “Ketika akal menyinari proses keimanan” tulisan ini sudah saya publis in my blogs . Sejujurnya saya belum menemukan formulasi tepat antara akal, desire dan kesadaran. Terima kasih sebelumnya.. ditunggu kritikan nya…

  14. aku mummet … ntah karena desire yg tak selalu terpenuhi atau karena desire yang selalu berganti ganti … tapi yg jelas hanya satu pintaku tuk memandang langit biru, di pangukan ayah dan ibu, bila semua ini hanya sebuah mimpi ku selalu berharap dan tak pernah terbanun .. walau aku mengerti desire ini hanyalah desire fantasi yang tak mungkin terealisasi .. aku ingin merasakan bagaimana rasana punya ayah, bagaimana rasanya ada dalam perlindungannnya, bimbingannya dan dan dan dannn … arrrgghhh mengapa aku harus mengalami disfungsi paternal .. og God ..

Leave a reply to irfan Cancel reply